" Rumahku Impianku "
Senin kedua sudah datang diawal bulan Januari ini, aku sempat bergumam dalam hati entah ini adalah sebuah perasaan atau memang bener akan terjadi. Mimpi semalam masih teringat jelas dalam pikiranku, mendapat sebuah rumah minimalis style modern yang aku dambakan sejak lama, tiba-tiba seseorang mengejutkanku dari lamunan,
" Ri, pagi-pagi mikirin apa ? "
" eh, Ibu... tidak ada Bu , Ibu mau kemana ? "
" Ibu mau ke pasar , apa kau mau ikut ? "
" Tidak Bu, aku dirumah saja bersih-bersih rumah "
Suudah hampir 3 tahun ini Ibu jualan di pasar, walau penghasilan yang tak tentu pekerjaan itu sudah seperti hal yang sangat berarti bagi keluarga. Sejak kejadian yang sangat memilukan itu Ibu harus meggantikan Bapak mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Andai kecelakaan itu tidak terjadi mungkin Ibu tidak akan sesusah ini, tapi Tuhan berkehendak lain dan Ibu selalu mengatakan pada kami bahwa semua pasti ada hikmahnya. Aku terpaksa berhenti sekolah sejak saat itu, karena dua adikku juga masih memerlukan pendidikan untuk masa depan mereka, sebagai anak tertua aku harus membahagiakan dan membantu Ibu mencukupi segala yang diperlukan. Nita sekarang sudah kelas 2 SMP dan Dino masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ini sudah menunjukan pukul 10.00 WIB , biasanya Dino sudah datang ke rumah melihat temannya sudah pulang aku langsung menjemputnya karena khawatir terjadi sesuatu padanya. Akupun melihatnya sedang berdiri di depan warung memandangi sebuah mainan,
" Dino, sedang apa disini ? Ayo kita pulang "
" Kaka, aku ingin membeli itu. Apa kaka bisa membelikannya untukku ? "
Hatiku menangis melihat Dino memohon padaku untuk membelikan mainan kesukaannya, sebisa mungkin aku membuatnya luluh dan mengalihkan pandangannya,
" Iya nanti kaka belikan untukmu, tapi sekarang Dino harus pulang dan ganti baju."
" Tapi kaka tidak boleh bohong ! "
" Insyaalloh, pasti akan kaka usahain buat Dino "
Ucapan yang akupun tidak tahu jawabannya keluar dari mulutku begitu saja, entah dengan caa apa harus aku dapatkan mainan kesukaan Dino. Berjalan menggandeng Dino, rasanya aku sedang memegang tanggungjawab besar seorang kaka.
" Kaka, aku lapar sekali "
" ternyata adik kaka yang ganteng ini sudah lapar, ayo kita makan "
" Ibu belum pulang ka ? "
" belum , nanti kita kesana . "
Setelah makan selesai kami menuju pasar tempat Ibu berjualan, selama perjalanan aku selalu tertegun melihat rumah-rumah elit milik tetengga. Betapa amat bersyukurnya, jikalau ada kesempatan untuk memiliki rumah impian. Tapi aku yakin Tuhan Maha Adil, kemungkinan itu selalu terjadi dalam kehidupan ini yang bahkan kita tidak menyangka akan terjadi.
" Assalamu"alaikum... Bu "
" Wa'alaikumsalam, kaka dan Dino mau bantu Ibu ? "
" Ya niatnya begitu Bu "
" Baguslah, tapi ini sudah waktunya sholat jadi pergilah sholat dahulu nanti gantian "
" Insyaalloh Bu, aku pergi dulu"
" Dino disini sama Ibu "
Akupun segera menuju masjid dekat pasar dan segera melaksanakan sholat. Setelah selesai sholat, tiba-tiba seorang paruh baya melihat ke arahku rasa curiga dan bertanya-tanya muncul dibenakku. Semakin lama orang itu melihatk terus-menerus dan mendekatiku.
" Adik, rajin sekali menyempatkan diri sholat di masjid "
" tidak ada yang tidak boleh disempatkan selama itu adalah karena Alloh "
" ya. kamu benar . Apa kau anak kuliah ? "
" saya sudah tidak sekolah 3 tahun terakhir ini "
" siapa namamu dik?"
" nama saya Riri Nur Rohmah "
" tinggal di daerah sini ? "
" ya, saya tinggal di daerah sini tapi agak jauh dari masjid ini . Kalau boleh saya tahu Bapak siapa ?"
" saya...........................................

Tidak ada komentar:
Posting Komentar